Makalah Matsya Awatara
KATA PENGANTAR
Atas asung wara nugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa Tuhan Yang Maha Esa,
dalam waktu yang singkat ini penyusun berusaha menyelesaikan sebuah makalah
tentang “Awatara” dan dengan selesainya makalah ini semoga dapat
memberikan mamfaat dan inspirasi terhadap pembaca.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
Busungbiu,
05 Agustus 2018
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah....................................................................................... 2
C. Tujuan........................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Matsya Awatara....................................................................... 3
B. Kisah Matsya Awatara................................................................................ 5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................... 6
B. Saran............................................................................................................. 6
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 7
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Awatara atau Avatar
(Sansekerta: avatāra, baca: awatara) dalam agama Hindu adalah
inkarnasi dari Tuhan Yang Maha Esa maupun manifestasinya. Tuhan Yang Maha Esa
ataupun manifestasinya turun ke dunia, mengambil suatu bentuk dalam dunia
material, guna menyelamatkan dunia dari kehancuran dan kejahatan, menegakkan
dharma dan menyelamatkan orang-orang yang melaksanakan Dharma/Kebenaran. Dalam
ajaran Agama Hindu, awatara
Wisnu yang turun pertama kali adalah Matsya Awatara, dalam
bahasa Sansekerta berarti ikan.
Matsya Awatara muncul pada masa Satya
Yuga, pada masa pemerintahan Maharaja Manu,
putera Vivasvan Sang Dewa
matahari, yang diyakini sebagai ayah umat manusia masa kini. Satya Yuga
dalam ajaran agama Hindu, adalah suatu kurun zaman yang
disebut sebagai “zaman keemasan”, ketika umat manusia sangat dekat dengan Tuhan dan para Dewa, ketika kebenaran ada dimana-mana,
dan kejahatan adalah sesuatu yang tak biasa.
Hampir tidak ada kejahatan. Pelajaran agama, penebusan dosa, dan meditasi
(mengheningkan pikiran) merupakan sesuatu yang sangat penting pada zaman ini.
Konon rata-rata umur umat manusia bisa mencapai 4.000 tahun ketika hidup di
zaman ini. Menurut Natha Shastra,
di masa Satya Yuga tidak ada Natyam
karena pada masa itu semua orang berbahagia.
Pada masa Satya Yuga, orang-orang tidak perlu
menulis kitab, sebab orang-orang dapat berhubungan langsung dengan Yang Maha
Kuasa. Pada masa tersebut, tempat memuja Tuhan tidak diperlukan, sebab
orang-orang sudah dapat merasakan di mana-mana ada Tuhan, sehingga pemujaan
dapat dilakukan kapanpun dan di manapun.
Satya Yuga (Krita Yuga atau Kerta Yuga),
merupakan tahap awal dari empat (catur) Yuga.
Siklus Yuga merupakan siklus yang
berputar seperti roda. Setelah Satya Yuga berakhir, untuk sekian lamanya
kembali lagi kepada Satya Yuga. Satya Yuga berlangsung kurang lebih selama
1.700.000 tahun. Setelah masa Satya Yuga berakhir, disusul oleh masa Treta Yuga. Setelah itu masa Dwapara Yuga, lalu diakhiri
dengan masa kegelapan, Kali Yuga.
Setelah dunia kiamat pada akhir zaman Kali
Yuga, Tuhan yang sudah
membinasakan orang jahat dan menyelamatkan orang saleh memulai kembali masa
kedamaian, zaman Satya Yuga.
Menurut agama Hindu, keberadaan alam
semesta tak lepas dari siklus kalpa.
Satu kalpa berlangsung selama jutaan tahun, dan satu kalpa terdiri dari empat
belas Manwantara (siklus Manu).
Setiap Manwantara diperintah oleh seorang Manu. Menurut Purana, enam Manwantara telah
berlalu dan Manwantara yang ketujuh sedang berlangsung. Manwantara yang
sekarang diperintah oleh Waiwaswata Manu. Jadi, tujuh Manwantara lainnya akan
terjadi di masa depan, dan dipimpin oleh seorang Manu yang baru.
1. Jelaskan
Pengertian Matsya Awatara !
2. Jelaskan Kisah
Matsya Awatara!
1. Menjelaskan Perngertian Matsya Awatara
2. Mengetahui Kisah Matsya Awatara
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Matsya Awatara
Dalam ajaran agama Hindu, Matsya adalahawatara
Wisnu yang berwujud ikan raksasa. Dalam bahasa Sanskerta, kata matsya sendiri berarti
ikan. Menurut mitologi Hindu, Matsya muncul
pada masa Satyayuga, pada masa pemerintahan
Raja Satyabrata (lebih dikenal sebagai
Maharaja Waiwaswata Manu), putra Wiwaswan, dewa matahari. Matsya turun ke dunia untuk
memberitahu Maharaja Manu mengenai bencana air bah
yang akan melanda bumi. Ia memerintahkan Maharaja Manu untuk segera membuat bahtera besar.
Kisah dengan tema serupa
juga dapat disimak dalam kisah Nabi Nuh, yang konon membuat bahtera
besar untuk melindungi umatnya dari bencana air bah yang melanda bumi. Kisah
dengan tema yang sama juga ditemukan di beberapa negara, seperti kisah dari penduduk asli Amerika dan dari Yunani.
Dalam diri manusia "ikan"
adalah lambang sebuah benih. Atau sel sperma dan sel telur. Sel seperma tidak
akan mengalami pembuahan jika tidak ada sel telur yang bagus. Untuk menampung
pertemuan tersebut dalam organ tubuh wanita disebut dengan rahim ( perahu dari
raja Manu). Jaman Satya Yuga jika dalam diri manusia adalah ketika masih dalam
kandungan hingga berumur 3 tahun.
Pada kehidupan di bumi =
ikan merupakan binatang air. Pada awal terbentuknya dunia yang ada adalah
kehidupan satwa air. Jaman Ordovisium (500 - 440 juta tahun lalu) Zaman
Ordovisium dicirikan oleh munculnya ikan tanpa rahang (hewan bertulang belakang
paling tua) dan beberapa hewan bertulang belakang yang muncul pertama kali
seperti Tetrakoral, Graptolit, Ekinoid (Landak Laut), Asteroid (Bintang Laut),
Krinoid (Lili Laut) dan Bryozona. Koral dan Alaga berkembang membentuk karang,
dimana trilobit dan Brakiopoda mencari mangsa. Graptolit dan Trilobit melimpah,
sedangkan Ekinodermata dan Brakiopoda mulai menyebar. Meluapnya Samudra dari
Zaman Es merupakan bagian peristiwa dari zaman ini. Gondwana dan benua-benua
lainnya mulai menutup celah samudera yang berada di antaranya.
B. Kisah Matsya Awatara
Adapun kisahnya, diceritakan pada jaman Satya
Yuga (kertayuga) yang merupakan awal dari permulaan empat yuga
hiduplah seorang raja bernama Maharaja Satyabrata (lebih dikenal sebagai
Maharaja Waiwaswata Manu) sebagai keturunan Swayambhu manu generasi
manusia pertama di dunia. Waiwaswata Manu merupakan keturunan dari Dewa
Matahari.
Suatu ketika, pergilah sang Maharaja menuju sebuah hutan untuk melakukan
pertapaan permohonan keselamatan dunia dari ancaman kehancuran. Tiba saat
melakukan pemujaan kepada leluhur dengan mencelupkan air di sebuah kolam.
Ketika diangkat dalam cakupan tangannya berlindung seekor ikan kecil.Tanpa berkeinginan untuk membunuh, sang raja kemudian menaruh ikan itu ke dalam sebuah tempayan (kamandal). Dipeliharalah ikan itu oleh sang Maharaja dan beberapa waktu terus dirawatnya.
Namun anehnya, hanya baru sehari ditaruh di tempayan, ikan itu sudah tumbuh besar dengan jari-jari yang panjang. Tempat semula tak cukup karena terlalu penuh, dipindahkanlah ikan itu ke dalam sebuah guci besar.
Sehari kemudian ikan yang itu kembali bertambah besar sehingga dipindahkannya ikan ke dalam sebuah sumur. Dalam waktu sekejap bahkan sumur pun tak cukup besar untuk menampung badannya sehingga ikan kembali dipindahkan ke kolam.
Sekejap pula kolam yang menjadi tempat ikan kepenuhan oleh badan ikan sehingga dipindahkan lagi menuju sungai Gangga. Bahkan besarnya sungai Gangga juga tidak dapat menampung besarnya ikan sehingga kembali dipindahkan menuju ke lautan dan seketika juga membuat penuh seisi lautan.
Dari keanehan-keanehan itu muncul kebingungan Maharaja dan bertanya kepada sang ikan tentang asal-usulnya. Atas pertanyaan Maharaja berkatalah sang ikan yang menyebutkan asal-usul sesungguhnya adalah penjelamaan Dewa Wisnu.
Dijelaskan pula bahwa penjelamaannya mengambil wujud ikan raksasa atau bernama Matsya Awatara bertujuan untuk menjelamatkan tenggelamnya dunia dari air bah besar. Matsya perwujudan Dewa Wisnu akan menjadi perahu besar yang menyelamatkan seisi dunia yang tenggelam dengan mengikatkan pada badan besarnya sehingga seisi dunia bisa terselamatkan.
Turunya Dewa Wisnu berwujud ikan raksasa (matsya awatara) ahirnya mampu menyelamatkan Maharaja beserta seluruh keturunan Manu (manusia pertama) atas ancaman air bah besar yang menenggelamkan dunia.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan
di atas dapat disimpulkan bahwa watara atau Avatar dalam agama Hindu adalah
inkarnasi dari Tuhan Yang Maha Esa maupun manifestasinya. Tuhan Yang Maha Esa
ataupun manifestasinya turun ke dunia, mengambil suatu bentuk dalam dunia
material, guna menyelamatkan dunia dari kehancuran dan kejahatan, menegakkan
dharma dan menyelamatkan orang-orang yang melaksanakan Dharma/Kebenaran.
Agama Hindu mengenal adanya Dasa Awatara yang
sangat terkenal di antara Awatara-Awatara lainnya. Dasa Awatara adalah sepuluh
Awatara yang diyakini sebagai penjelmaan material Dewa Wisnu dalam
misi menyelamatkan dunia.
Matsya adalah awatara Wisnu yang berwujud ikan raksasa. Dalam
bahasa Sanskerta, kata matsya sendiri
berarti ikan. Menurut mitologi Hindu, Matsya
muncul pada masa Satyayuga, pada masa
pemerintahan Raja Satyabrata (lebih dikenal
sebagai Maharaja Waiwaswata Manu), putra Wiwaswan, dewa matahari. Matsya turun ke dunia untuk
memberitahu Maharaja Manu mengenai bencana air bah
yang akan melanda bumi. Ia memerintahkan Maharaja Manu untuk segera membuat bahtera besar. sepuluh Awatara, sembilan
diantaranya diyakini sudah pernah menyelamatkan dunia.
B SARAN
Mari kita wujudkan bersama-sama tentang bagaimana cara kita sebagai
pelajar dan umat Hindu untuk selalu menghayati dan mengamalkan serta
melaksanakan apa itu yang termuat dalam
Weda. Dan saya menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik
dan saran sangat saya harapkan dari teman-teman sekalian dan para pembaca
lainnya demi makalah ini lebih sempurna dan bermanfaat bagi banyak orang.
DAFTAR PUSTAKA
http://agamahinduku.blogspot.com/2013/12/10-awatara-dalam-agama-hindu.html
0 Response to "Makalah Matsya Awatara"
Post a Comment