Makalah Panca Mahabhuta
Link Download bentuk Word :Disini
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Keberadaan alam semesta ini “ Bhuwana Agung dan
Bhuwana Alit “ tidak dapat terlepas dari keberadaan Brahmana. Kurun waktu
Brahmana menciptakan semua semua yang ada dimulai pada masa srsti. Suatu saat
bila beliau menghendaki maka yang semua ada ini kembali kepada asalnya. Periode
ini disebut dengan istilah pralaya. Kapan semuanya itu terjadi, tidak seorang
pun dapat mengetahui secara pasti. Brahmana yang tunggal dan mengetahui
semuanya ini sering disebut Sang Hyang Widhi Wasa. Beliau juga disebut dengan
panggilan Tuhan Yang Maha Esa.
Umat hindu menyakini sepenuhnya bahwa Ida Sang
Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang Maha Esa bersifat maha pencipta, pengasih dan
pemurah. Beliau telah menciptakan alam semesta berserta isinya termasuk
manusia. Dengan sifatnya yang maha pengasih,beliau memeliharasemua yang ada
ini.Dan dengan sifatnya yang pemurah,beliau selalu mengampuni ciptaan-Nya yang
selalu sujud dan bhakti.Pada alam semesta” Bhuwana Agung” semua jenis mahluk
hidup termasuk manusia”bhuwana alit”hidup dan berkehidupan secara alami.
B.
Rumusan Masalah
a.
Jelaskan Yang Dimaksud dengan Panca
Mahabhuta!
b.
Jelaskan Bagian-bagian Panca
Mahabhuta!
c.
Sebutkan contoh-contoh Panca
Mahabhuta!
C.
Tujuan
a.
Untuk mengetahui tentang Panca
Mahabhuta
b.
Untuk mengetahui tentang Panca
Mahabhuta
c.
Untuk mengetahui tentang
contoh-contoh Panca Mahabhuta
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Panca Mahabhuta
Kalau
kita perhatikan segala sesuatu yang ada di sekitar kita maka beraneka ragam
benda, pemandangan yang indah dan mahluk hidup yang dapat kita lihat.
Kesemuanya itu merupakan isi alam semesta atau Buana Agung yang dapat
menimbulkan sebuah pertanyaan sederhana yang selalu menggelitik hati kita yaitu
"Dari manakah asal mula segala sesuatu yang ada di alam semesta ini atau
lebih sederhana lagi dari mana asal mula alam semesta ini yang dikenal pula
sebagai Buana Agung alam Agama Hindu?".
Sejauh ini sains (ilmu
pengetahuan modern) telah mempelajari segala sesuatu yang ada di alam raya ini
(Bhuana Agung) dari berbagai aspek tapi belum dapat menjawab pertanyaan
sederhana tersebut di atas. Telah dikemukaan berbagai teori tentang
terbentuknya alam raya dan asal mahkluk hidup. Seperti Big Bong, Teori
Generasio Spontania dan lain sebagainya, semuanya itu juga tidak dapat menjawab
pertanyaan di atas.
Segala sesuatu yang ada dan
yang akan ada di alam raya ini semuanya bersumber atau disebabkan oleh penyebab
pertama atau sering disebut causa prima, itulah yang dipercaya sebagai Tuhan
Yang Maha Esa. Menurut Sada Siwa Tattwa bahwa Sada Siwa merupakan kesadaran
kedua setelah Paramasiwa, ia bersifat wyapara yang berstana dalam padmasana
yang disebut cadhusakti, dengan saktinya ia menciptakan seluruh alam semesta
beserta isinya. Jadi causa prima itu adalah Sada Siwa.
Alam raya atau Bhuana Agung
ini disusun dari anasir dasar Panca Mahabhuta, yaitu prethiwi,
apah, teja, bayu dan akasa, yang menentukan
keberadaan alam semesta beserta isinya. Penciptaan
Panca Mahabhuta
Panca Mahabhuta sebagai
penyusun alam semesta (Buana Agung) bersumber dari dua azas yang
sangat sukma, gaib dan abadi yaitu Cetana dan Acetana yang
juga disebut sebagai sebab mula terciptanya segala yang ada (causa prima).
Cetana berkedudukan di atas, berwujud kesadaran tertinggi dan Acetana
berkedudukan di bawah berwujud maya (lupa). Azas yang di atas dapat
masuk menyusupi dan melingkupi azas yang di bawah. Pertemuan Cetana
dan Acetana menciptakan Purusa dan Pradana yang
merupakan sumber roh dan materi. Pertemuan Purusa dan Pradana
menghasilkan (menciptakan) Citta-Guna.
Citta merupakan
perwujudan dari Purusa dan Guna perwujudan dari Pradana,
Guna sebagai sifat Citta dan tiga yaitu : satwan, rajas
dan tamas. Akibat ketertarikan Citta pada Guna maka
terciptalah Buddhi. Buddhi demikian banyaknya dalam rupa yang
beraneka sifatnya seperti Catur Aiswarya, Astuti, Asthasiddhi,
kebalikan Catur Aiswarya dan Panca Wretaya Citta yang begitu
lekat dengan sifatnya maka terbentuklah Ahengkara. Ahengkara
yang merupakan ego atau kekuatan bertemu bertemu dengan gunanya (Tri Guna)
maka menjadi tiga yaitu Si Wekreta, Si Tejasa dan Si
Bhutadi.
Si Bhutadi yaitu
merupakan pertemuan buddhi dengan tamah dapat menciptakan Panca
Tan Matra merupakan lima keadaan yang sangat halus yaitu:
1. Sabda tan matra
2. Sparsa tan matra
3. Rupa tan matra
4. Rasa tan matra
5. Ganda tan matra
2. Sparsa tan matra
3. Rupa tan matra
4. Rasa tan matra
5. Ganda tan matra
Yang merupakan badan atma yang berwujud wasana.
Dari Panca Tan Matra melahirkan Panca Mahabhuta yaitu:
1. Akasa lahir dari sabda tan matra
melalui manah
2. Bayu lahir dari soarsa tan matra melalui akasa
3. Teja lahir dari rupa tan matra melalui bayu
4. Apah lahir dari rasa tan matra melalui teja
5. Perthhvi lahir dari ganda tan matra melalui apah
2. Bayu lahir dari soarsa tan matra melalui akasa
3. Teja lahir dari rupa tan matra melalui bayu
4. Apah lahir dari rasa tan matra melalui teja
5. Perthhvi lahir dari ganda tan matra melalui apah
B.
Bagian-bagian Panca Mahabhuta
1. Akasa
Akasa paling diatas merupakan Panca Mahabhuta yang paling halus berupa ruang kosong yang hampa, sunya tidak berwujud dan tidak tampak. Akasa sebagai anasir dasar penyusun alam semesta berperan sebagai ruang wahana atau tempat keberadaan segala yang ada dan terjadi di alam semesta ini. Alam raya ini terbentuk dari satu ruang yang kosong yang hampa yang tak terbatas luasnya dimana semua isi alam semesta ini seperti planet-planet dan mataharinya, semua materi atau benda-benda yang ada dan semua mahluk hidup berada di dalamnnya. Akasa merupakan ruang kosong pembentuk alam semesta.
Akasa paling diatas merupakan Panca Mahabhuta yang paling halus berupa ruang kosong yang hampa, sunya tidak berwujud dan tidak tampak. Akasa sebagai anasir dasar penyusun alam semesta berperan sebagai ruang wahana atau tempat keberadaan segala yang ada dan terjadi di alam semesta ini. Alam raya ini terbentuk dari satu ruang yang kosong yang hampa yang tak terbatas luasnya dimana semua isi alam semesta ini seperti planet-planet dan mataharinya, semua materi atau benda-benda yang ada dan semua mahluk hidup berada di dalamnnya. Akasa merupakan ruang kosong pembentuk alam semesta.
2. Bayu
Bayu inipun masih halus, karena rupa,tapi ada tanda-tanda yang dapat menerangkannya misalnya, benda bergerak maka gerakan benda itu sendiri adalah tanda adanya bayu dalam benda itu. Dibandingkan dengan akasa bayu lebih kasar karena letaknya lebih di bawah, Bayu sebagai anasir dasar penyusun alam semesta berperan sebagai tenaga penggerak (energi) semua peroses yang terjadi dan segala sesuatu yang ada di alam semesta ini, seperti benda-benda yang ada di sekitar kita sampai benda planet yang ada diluar angkasa semua bergerak tidak ada yang diam. Gerakannya bermacam-macam ada gerak rotasi, gerak translasi, gerak vibrasi dan sebagainya. Semua gerakan itu disebabkan oleh bayu sebagai tenga penggeraknya.
Bayu inipun masih halus, karena rupa,tapi ada tanda-tanda yang dapat menerangkannya misalnya, benda bergerak maka gerakan benda itu sendiri adalah tanda adanya bayu dalam benda itu. Dibandingkan dengan akasa bayu lebih kasar karena letaknya lebih di bawah, Bayu sebagai anasir dasar penyusun alam semesta berperan sebagai tenaga penggerak (energi) semua peroses yang terjadi dan segala sesuatu yang ada di alam semesta ini, seperti benda-benda yang ada di sekitar kita sampai benda planet yang ada diluar angkasa semua bergerak tidak ada yang diam. Gerakannya bermacam-macam ada gerak rotasi, gerak translasi, gerak vibrasi dan sebagainya. Semua gerakan itu disebabkan oleh bayu sebagai tenga penggeraknya.
3. Teja
Teja berada di bawah bayu maka lebih kasar daripada bayu. Teja keberadaannya berupa sinar atau cahaya yang tiak berwujud sehingga tidak dapat disentuh jadi masih halus tapi sudah tampak atau dapat dilihat sedangkan bayu keberadaanna tidak dapat dilihat. Teja sebagai anasir dasar membentuk alam semesta berperan sebagai pembentuk sinar yang menyinari segala benda atau isi alam materi yang ada di alam ini dapat dilihat (tampak) dengan mata. Segala sesuatu yang dapat bersinar di alam ini dominan sebagai pembentuk alam ini, misalnva matahari yang bersinar terang merupakan benda (isi) alam semesta yang dapat mengeluarkan teja yang amat besar dari dalam dirinya demikian juga isi alam lainnya yang besinar.
Teja berada di bawah bayu maka lebih kasar daripada bayu. Teja keberadaannya berupa sinar atau cahaya yang tiak berwujud sehingga tidak dapat disentuh jadi masih halus tapi sudah tampak atau dapat dilihat sedangkan bayu keberadaanna tidak dapat dilihat. Teja sebagai anasir dasar membentuk alam semesta berperan sebagai pembentuk sinar yang menyinari segala benda atau isi alam materi yang ada di alam ini dapat dilihat (tampak) dengan mata. Segala sesuatu yang dapat bersinar di alam ini dominan sebagai pembentuk alam ini, misalnva matahari yang bersinar terang merupakan benda (isi) alam semesta yang dapat mengeluarkan teja yang amat besar dari dalam dirinya demikian juga isi alam lainnya yang besinar.
4. Apah/Jala
Apah sudah kasar karena sudah dapat berwujud walau wujudnya dapat berubah-ubah sesuai dengan tempatnya. Apah sebagai anasir dasar penyusun alam semesta berperan sebagai pembentuk cairan yang menyusun alam semesta beseta isinya. Segala yang cair seperti air, minyak, alkohol, cairan pada tubuh dan lain-lain yang berada di alam ini merupakan peran apah sebagai pembentuk alam semesta.
Apah sudah kasar karena sudah dapat berwujud walau wujudnya dapat berubah-ubah sesuai dengan tempatnya. Apah sebagai anasir dasar penyusun alam semesta berperan sebagai pembentuk cairan yang menyusun alam semesta beseta isinya. Segala yang cair seperti air, minyak, alkohol, cairan pada tubuh dan lain-lain yang berada di alam ini merupakan peran apah sebagai pembentuk alam semesta.
5. Perthiwi
Perthhvi paling bawah sehingga paling kasar, wujudnya sudah tetap (padat). Perthhvi sebagai anasir dasar paling kasar penyusun alam semesta keberadaannya berperan untuk menentukan wujud benda-benda atau isi alam dan wujudnya padat yang tetap.
Perthhvi paling bawah sehingga paling kasar, wujudnya sudah tetap (padat). Perthhvi sebagai anasir dasar paling kasar penyusun alam semesta keberadaannya berperan untuk menentukan wujud benda-benda atau isi alam dan wujudnya padat yang tetap.
Demikian alam semesta ini disusun dari lima
anasir dasar Panca Mahabhuta, tetapi yang paling dominan adalah perthiwi
sehingga batu itu padat, air juga demikian yang paling dominan anasir dasar Panca
Mahabhuta adalah apah, matahari anasir Panca Mahabhuta
yang dominan adalah teja, udara anasir Panca Mahabhuta yang
dominan adalah akasa dan bayu dan sebagainya. Kandungan akasa
yang dominan menyebabkan keberadaan sesuatu dalam bentuk ruang, menyebar.
Kandungan bayu yang dominan menyebabkan keberadaan sesuatu dalam
bentuk gerak atau benda bergerak, kandungan apah yang dominan
menyebabkan keberadaan sesuatu dalam bentuk benda padat.
C.
Contoh-contoh Panca Mahabhuta
Contoh-contoh Panca Maha Bhuta pada Alam Semesta
Unsur-unsur panca maha bhuta merupakan unsur dasar pembentuk benda-benda
yang ada pada alam semesta, seperti bulan, bintang, pohon, hujan dan yang
lainnya. Dalam agama Hindu, makhluk hidup ciptaan Sang Hyang Widhi
dikelompokkan menjadi 3 yaitu sebagai berikut :
1. Kelompok Eka Pramana adalah, makhluk hidup yang hanya
memiliki satu kekuatan hidup, yaitu kekuatan vàyu. Adapun makhluk hidup yang
tergolong eka pramana adalah :
- Trana adalah bangsa rumput yang hidup
di darat maupun di air. Contohnya : rumput
ilalang, rumput teki dan rumput
gajah.
- Lata adalah bangsa tumbuh-tumbuhan
yang menjalar pada pohon dan tanah.
Contohnya : rotan, semak, dan labu-labuan.
- Taru adalah bangsa semak dan pepohonan. Contohnya : seruni, meniran, dan
daun
encok.
- Gulma adalah bangsa pohon yang bagian
dalamnya berongga. Contohnya : mawar,
kaktus, teratai.
- Janggama adalah bangsa tumbuhan yang hidupnya menumpang pada tumbuhan yang
lain. Contohnya : mawar, kaktus, dan teratai.
2. Kelompok Dwi Pramana adalah, makhluk hidup yang dihidupi oleh dua
unsur kekuatan yaitu vàyu dan sabda. Adapun makhluk yang
tergolong dwi pramana adalah :
- Swedaya adalah bangsa binatang yang
bersel satu yang hidup di air maupun di darat.
Contohnya : amoeba, plasmodium sp, dan balantiduim coli.
- Andaya adalah bangsa binatang yang
bertelur yang biasanya hidup di air maupun di
darat. Contohnya : ayam, buaya, dan ikan.
- Jarayudha adalah bangsa binatang yang
menyusui. Contohnya : sapi, kucing, dan
kuda.
3. Kelompok Tri Pramana adalah, makhluk hidup yang memiliki
tiga kekuatan hidup yaitu vàyu, sabda, dan idep. Adapun makhluk yang tergolong
tri premana adalah :
- Nara
Marga adalah manusia setengah binatang.
- Wamana
adalah manusia kerdil.
- Jatma
adalah manusia yang paling sempurna.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Panca
Mahabhuta sebagai penyusun alam semesta (Buana Agung) bersumber dari
dua azas yang sangat sukma, gaib dan abadi yaitu Cetana dan Acetana
yang juga disebut sebagai sebab mula terciptanya segala yang ada (causa
prima). Cetana berkedudukan di atas, berwujud kesadaran tertinggi
dan Acetana berkedudukan di bawah berwujud maya (lupa). Azas
yang di atas dapat masuk menyusupi dan melingkupi azas yang di bawah. Pertemuan
Cetana dan Acetana menciptakan Purusa dan Pradana
yang merupakan sumber roh dan materi. Pertemuan Purusa dan Pradana
menghasilkan (menciptakan) Citta-Guna.
Citta merupakan
perwujudan dari Purusa dan Guna perwujudan dari Pradana,
Guna sebagai sifat Citta dan tiga yaitu : satwan, rajas
dan tamas. Akibat ketertarikan Citta pada Guna maka
terciptalah Buddhi. Buddhi demikian banyaknya dalam rupa yang
beraneka sifatnya seperti Catur Aiswarya, Astuti, Asthasiddhi,
kebalikan Catur Aiswarya dan Panca Wretaya Citta yang begitu
lekat dengan sifatnya maka terbentuklah Ahengkara. Ahengkara
yang merupakan ego atau kekuatan bertemu bertemu dengan gunanya (Tri Guna)
maka menjadi tiga yaitu Si Wekreta, Si Tejasa dan Si
Bhutadi.
B. Saran
Adapun saran dari makalah ini
adalah dalam makalah ini masih banyak kesalahan dalam penyusunan.Dalam makalah
ini untuk itu, kritik dan saran dari berbagai pihak sangat diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/10432666/Makalah_Bhuana_Agung_dan_Bhuana_Alit
Link Download bentuk Word :Disini
Link Download bentuk Word :Disini
0 Response to "Makalah Panca Mahabhuta"
Post a Comment