Naskah Drama Damarwulan Lengkap
DAMARWULAN
SINOPSIS :
Damarwulan adalah anak seorang bekas
Patih Majapahit yakni Udara. Ia dilahirkan dan dibesarkan didesa Paluhamba
dibawah asuhan Ibu dan kakaknya Begawan Mustikamaya. Menuruti nasehat kakeknya,
ia pergi ke istana Majapahit cari pekerjaan. Disana ia mengabdi kepada pamannya
yang bernama Patih Logender, Patih Loghender tidak menginginkan bersaing dengan
anak-anaknya sendiri, menetapkan ia sebagai pemotong rumput dan penjaga kuda
istana. Meskipun tidak mengenakan pakaian indah wahjahnya masih terlihat
tampan. dalam pengabdiannya Damarwulan sangat menderita, meskipun masih
kemenakannya sendiri, oleh Logender, Damarwulan diperlakukan seperti budak
dengan segala penderitaan, menerima siksa dan penghinaan. Apa lagi ditambah dua
putra patih Logender, Layang Seto dan Layang Kumitir sangat membencinya.
kecuali Dewi Anjasmara, anak perempuan Patih Logender, yang menaruh hati kepada
Damarwulan. Dewi Anjasmara jatuh hati pada Damarwulan sejak pertama melihatnya. Kemudian
Patih Logender terpaksa menerima Damarwulan
untuk memperistri putrinya Anjasmara.
Sementara itu kerajaan Majapahit dilanda pemberontakan Minak
Jinggo, Adipati Blambangan, yang menyatakan diri sebagai raja berdaulat
bergelar Prabu Urubisma. Pokok persoalan pemberontakan tersebut adalah karena
Minak Jinggo ingin memperistrikan Ratu Ayu Kencana Wungu tetapi ditolak karena
wajah Minak Jinggo seperti raksasa dan merebut tahta kerajaannya.
Dalam keadaan tertekan,
Ratu Kencana Wungu mengumumkan bahwa siapa pun yang membunuh Menak Jingga dan
berhasil memenggal kepalanya akan menjadi suaminya. ia menerima wahyu bahwa seorang
ksatria muda bernama Damarwulan dapat mengalahkan Minak Jinggo.
Damarwulan yang telah dikawinkan dengan Anjasmara diutus ke
Blambangan untuk membunuh atau setidaknya menangkap Minak Jinggo . Begitu
melihat Damarwulan, kedua istri Minak Jinggo , Dewi Wahita dan Dewi
Puyengan jatuh hati Damarwulan. Dengan bantuan kedua istri Minak Jinggo ,
akhirnya Damarwulan berhasil memenggal kepala Minak Jinggo dengan senjata Gada
Wesi Kuning milik minakjinggo sendiri yang dicuri oleh Dewi Wahita.
Dalam perjalanan pulang, Damarwulan dihadang Layang Seto dan
layang Kumitir. Dengan kelicikannya, Layang Seto dan Layang Kumitir berhasil
merebut kepala dan gada wesi kuning. Damarwulan yang dibuang ke jurang oleh
Layang Seto dan Layang Kumitir, berhasil diselamatkan oleh arwah ayahnya, dan
disembuhkan luka-lukanya.
Layang Seto dan Layang Kumitir menghadap Ratu Kencana Wungu
Sambil menyerahkan kepala Minak Jinggo dan Gada Wesi Kuning dan melaporkan
bahwa mereka berdualah yang bisa membunuh Minak Jinggo Damarwulan yang
sudah sembuh dan berhasil naik dari dasar jurang, juga datang ke
majapahit dengan membawa ke dua istri minakjinggo , dan melapor bahwa dia
lah yang telah membunuh Minak Jinggo dengan saksinya dan bukti kedua
istri Minak Jinggo. Timbul keraguan siapakah yang membunuh
minakjinggo di benak Ratu Kencana Wungu. Akhirnya Damarwulan diadu berduel
melawan Layang Seto dan Layang Kumitir. Tentu saja jika tanpa tipu muslihat
Layang Seto dan Layang Kumitir tidak bisa mengalahkan Damarwulan. Kemenangan
pun berpihak kepada Damarwulan, dan dia pun berhak mendapatkan
hadiah naik tahta Majapahit dan memperistri Ratu Kencana Wungu dan mempunyai
tiga selir, yaitu Dewi Anjasmara, Dewi Wahita dan Dewi Puyengan.
PENOKOHAN
:
Ø
Agus
Adnyana :
Damarwulan Baik, Percaya
Diri, Pantang
Menyerah, Pemberani, Setia, dan Ksatria.
Ø
Kadek
Yuliastini : Anjasmara Lemah Lembut, Baik Hati,
Perhatian
Ø
Putu
Linda Sri Diana Wati : Ratu Kencana
Wungu
Tegas,
Bijaksana,
Baik
Ø
Putu
Linda Sri Diana Wati : Dewi Wahita Baik dan Penghianat
Ø
Kadek
Resmiyanti : Patih
Logender Bijaksana,
Tegas, Sombong,
Dengki dan Iri
Ø
Kadek
Resmiyanti : Kakek
Buyut Damarwulan Baik dan Suka
Menolong
Ø
Putu Eka
Lestari : Minak
Jinggo Jahat, Pantang
Menyerah
Ø
Luh
Listiani Widari : Layang
Seto Iri Hati dan Licik
DAMARWULAN
BABAK 1 (Dikerajaan)
Datangnya damarwulan ke majapahit
Patih
Logender :”Jadi
kau yang bernama damarwulan dari paluhamba?”
Damarwulan :“Benar, tuan
patih.hambalah damarwulan dari pertapaan
Paluhamba”
Patih
Logender :“Baiklah damarwulan, apa tujuanmu
datang ke majapahitdan untuk
Apa kau menemuiku?”
Damarwulan :“Hamba sengaja
menghadap tuan patih berkat petunjuk eyang
Begawan paluhamba agar menambah
pengalaman hidup dengan
menghamba kepada tuan patih.”
Patih
Logender :“Damarwulan,
menghamba di majapahit tidaklah semudah
membalikkan telapak tangan.apakah kau
berkenan dengan
Pekerjaan
yang kuberikan nanti?”
Damarwulan :“Apakah pekerjaan
tersebut, tuan patih?hamba akan berusaha
melaksanakannya dengan baik.”
Patih
Logender :“Pekerjaan
yang akan kuberikan padamu adalah sebagai pemotong
Rumput dan penjaga kuda istana.
Bagaimana Damarwulan?” (dengan Wajah serius dan penasaran akan reaksi
damarwulan)
Damarwulan :”(Damarwulan
merenung sejenak) Baiklah tuan Patih, bila memang
Harus menjadi pemotong rumput dan mengurus
kuda tak apalah
Hamba akan melaksanakan titah tuan ( menjawab
tanpa ragu )
Patih
Logender :”Baguslah
kalu begitu Damarwulan kau benar-benar ksatria sejati
Tidak malu dengan pekerjaan yang dianggap
hina.”
Damarwulan :”Sekarang apa yang
harus hamba lakukan?”
Patih
Logender :”Lakukanlah
tugasmu sesuai dengan yang saya perintahkan tadi!”
Damarwulan :”Baiklah Tuan.”
BABAK 2 (Dikandang Kuda dan
Diistana)
Pertemuan Anjasmara dan Damarwulan
dikandang kuda dan ditolak oleh kedua kakaknya.
Layang
Seto :”Hey kau
pembantu kerajaan yang baru. Kenapa kuda kami belum
kau Beri makan, kau ingin kuda-kuda kami mati
kelaparan… Ha…
(Dengan nada marah sambil mendorong kasar
damarwulan)
Damarwulan :”Maaf tuan. Hamba
baru saja memotong rumput dan belum
sempatMemberi makan kuda-kuda tersebut.”
Layang
Kumitir :”Oh… jadi
kau si pembantu kerajaan yang baru itu. Kami adalah
anak Patih Logender, jadi kau harus menuruti
perintah kami.
Mengerti?”
Damarwulan :”Baik tuan hamba
mengerti.” (Layang Seto dan Layang Kumitir
pergi Meninggalkan Damarwulan.’
Dewi
Anjasmara : (Ketika
sedang berjalan tidak sengaja melihat damarwulan) “Siapa
Pemuda itu? Tampan sekali dia (bicara dalam
hatidan karena
Penasaran Dewi Anjasmara pun menghampiri
Damarwulan)
Hay pemuda siapakah namamu?” (lalu
mengulurkan tangan)
Damarwulan :”Hamba adalah
Damarwulan dari Paluhamba, lalu siapakah dinda
Sebenarnya?”
Dewi
Anjasmara :”Aku Dewi
Anjasmara.” (sambil menatap kedua matanya dan
tumbuh Cinta diantara mereka)
Lalu datanglah Layang Seto dan
Layang Kumitir melabrak Damarwulan dan Dewi Anjasmara
Layang
Kumitir :”Hay kau..
berani-beraninya kau memegang tangan adiku
(mengelakan Tangan Damarwulan dan
Anjasmara lalu menyerangnya)
5 menit kemudian
Dewi
Anjasmara :”Damarwulan..
Damarwulan.. lepaskan aku kangmas!!!”
Layang
Seto :”Diam
Anjasmara.”
Layang
Kumitir :”Dasar
tukang kuda tak tau diri kamu pikir kamu itu siapa?
Berani-beraninya menyentuh adik kami
Anjasmara”
Layang
Seto :”Kamu
tau dia itu siapa? Dia itu adalah anak dari seorang Patih.
Patih Logender dari kerajaan Majapahit yang
agung.”
Damarwulan :”Jadi Anjasmara
adalah anak dari Patih Logender, jadi dia adalah
Anak dari musuh guruku.”(Berbicara dalam
hati)
Layang
Kumitir :”Kenapa
kamu diam saja?” (Sambil menendang Damarwulan)
Layang
Seto :”Sudahlah
kangmas terlalu enak dia dibiarkan begitu saja,
bagaimana Kalo kita jebloskan saja dia
kepenjara?”
Dewi
Anjasmara :”Kangmas
jangan lakukan itu kangmas (Dengan Suara Lantang)
“Aku Mohon…….”
Layang
Kumitir :”Ayo..
“(Sambil menari tangan Damarwulan dan seketika itupun
Damarwulan dapat meloloskan diri)
Layang
Seto :”Ayo
kita kejar dia!”
Dewi
Anjasmara :”Kangmas
tunggu, jangan lakukan itu pada Damarwulan!”
Pada saat Anjasmara melihat
Damarwulan dipukuli oleh kedua
saudarannya ia berusaha menyelamatkan
Damarwulan hingga ia hampir jatuh
dan dipegangi oleh Damrwulan
Damarwulan :”Anjasmara begitu
baik padaku apa pantas aku menjauhinya
hanya
Karena dia adalah anak dari musuhku.”
(Berbicara dalam hati)
Patih
Logender :”Gusti
Ratu tenang saja jika memang yang
menolong Gusti Ratu itu
Orang dalam hamba yakin kita pasti
menemukannya.”
Ratu
Kencana Wungu :”Aku harap
Seperti itu, karena ini bukan hanya demi aku tapi demi
Nasib kerajaan kita dan untuk sekarang aku
hanya yakin bahwa
Pemuda itulah yang bisa mengalahkan
Minakjinggo (Tanpa sengaja
Melihat perkelahian antara Damarwulan dengan
Layang Seto dan
Layang Kumitir.”
Layang
Seto :”Minggir
Anjasmara!!! Bawa dia kepenjara.” (Mendorong
Anjasmara)
Layang
Kumitir :”Cepat…” (
Menarik tangan Damarwula )
Dewi
Anjasmara :”Jangan
Kangmas, aku mohon kangmas tolong jangan bawa
Damarwulan.” (sambil mengejar kedua
saudaranya yang membawa
Damarwulan kepenjara)
Gusti Ratu yang ingin menghampiri
perkelahian itu dilarang oleh Patih Logender
karena beliau tidak ingin Gusti
Ratu bertemu dengan Damarwulan.
Patih
Logender :”Gusti
Ratu mau kemana?”
Ratu
Kencana Wunggu :”Aku Ingin
melihat perkelahian itu.”
Patih
Logender :”Jangan
Ratu, lebih baik kita masuk ke sitana. Mungkin itu hanya
Penyusup kecil yang masuk ke istana, biarlah
Layang Seto dan
Layang Kumitir yang membereskannya.”
Ratu
Kencana Wunggu :”Baiklah paman
Patih.” (Masuk kedalam istana)
BABAK 3 (Di
Penjara)
Damarwulan dijebloskan ke penjara
oleh Layang Seto dan Layang Kumitir
Layang
Kumitir :”Disini
tempatmu.”
Damarwulan :”Lepaskan saya,
tolong lepaskan saya!”
Dewi
Anjasmara :”Kang
mas, aku mohon bebaskan Damarwulan dari penjara. Aku
Mohon .. dia tidak bersalah kangmas, kalau
tidak percaya lihat saja
Lukanya itu semua aku yang mengobati.”
(Menunjuk ke
Damarwulan)
Layang
Kumitir :”Ahhhh……
(Mendorong Amnjasmara dengan keras)
Damarwulan :”Anjasmara… (Waktu
melihat Anjasmara didorong) tidak, dia
adalah Putri orang yang telah membuat guruku Udara menderita,
aku tidak Boleh terlibat lagi dengannya.” (Berkata dalam hati)
Dewi
Anjasmara :”Aku
mohon kangmas , bebaskan dia dari sini. Dia tidak bersalah
Kangmas …. Aku mohon!!!”
Layang
Seto : (Melihat
Anjasmara memohon kepadanya Layang seto pun marah
dan Menampar Anjasmara dengan keras)
Damarwulan : (Dalam hati)
“Anjasmara demi aku dia rela ditampar oleh
Kangmasnya Sendiri.”
Layang
Seto :”Kamu
adalah anak seorang Patih yang terhormat disini, dasar
Memalukan. Hanya demi laki-laki seperti dia
kamu rela memohon-
Mohon.” (menunjuk Damarwulan dengan nada
suara yuang marah)
Dewi
Anjasmara :”Aku
tidak peduli kangmas mau bicara apa, yang aklu tau dia tidak
Pantas masuk kedalam penjara akupun
harus masuk kedalam penjara Karena ini
semua hanya kesalahpahaman kangmas (Sambil Menangis)Aku mohon bebaskan dia!!!”
Layang
Kumitir :”Anjasmara
diam!”
Damarwulan :”Cukup kanda tolong
jangan bersikap kasar lagi pada adik kanda
Kasihani dia, saya berjanji tidak akan kabur
dari tempat ini.”
Layang
Kumitir :”Kamu
piker kamu siapa? Berani berbicara seperti itu kepada saya
Jangan mentang-mentang jagoan kamu bisa
keluar dari tempat
ini.” ( Pergi sambil menarik tangan Anjasmara)
Dewi
Anjasmara :”Lepaskan
aku kangmas!”
Layang
Seto :”Sudah
diam anjasmara… Ayo kita pergi!”
Dewi
Anjasmara :”Damarwulan…
lepaskan aku kangmas aku mohon .Damarwulan…
Damarwulan…. Tolong bebaskan aku!”
Damarwulan :”Seandainya saja
dia bukan anak dari Patih Logender aku pasti akan
Membebaskannya aku harus melawan perasaan
cinta ini kepada
Anjasmara. Dia itu adlah putri dari musuh
guruku. Aku harus
Melupakan Anjasmara!”
BABAK 4 (Dikandang kuda dan
Rumah Nyi Cemplon)
Ratu Kencana Wungu berada dikandang
kuda…
Ratu
Kencana Wungu :”Sepertinya
ini memang benar bekas darah dari pemuda itu , tidak
Salah lagi pemuda itu adalah orang dalam
kerajaan.”
(Bertanya pada paman patih logender) “Apakah
kau bisa
menemukan Pemuda itu untuku paman?”
Patih
Logender :”Hamba
serta prajurit akan berusaha mencari pemuda tersebut
Gusti Ratu.” (Pergi meninggalkan Gusti Ratu Kencana Wungu)
Ratu
Kencana Wungu :”Baiklah
paman patih, cari pemuda itu sampai dapat.” (Berjalan)
“Padahal petunjuknya sudah sangat jelas tapi
kenapa pemuda itu
tidak Berhasil ditemukan juga. Dimana
keberadaanya? Aku harus
mencari keberadaanya pasti dia berada
disini.”
Ketika Ratu Kencana Wungu tidur
terlelap Ratu Kencana Wungu bermimpi bertemu pemuda yang menolongnya dikandang
kuda.
Ratu
Kencana Wungu :”Mimpi itu…
kenapa aku bisa bermimpi seperti itu ? apa
Hubungannya pemuda itu denga kandang kuda,
kenapa dia disana
Jangan-jangan. . . .” ( Langsung kerumah Nyi
Cemplon)
Nyi
Cemplon :”Maafkan
hamba Gusti Ratu hamba tidak tau kalo Gusti ratu
Datang kerumah hamba.”
Ratu
kencana Wungu :”Tidak
apa-apa, Dimana Logender?”
Nyi
Cemplon :”Kangmas
Logender dia pergi belum datang, hamba tidak tau dia
Dimana. Maaf Gusti Ratu ada keperluan apa
Gusti Ratu datang
Kerumah hamba malam-malam begini untuk
mencari kangmas
Logender?”
Ratu
Kencana Wungu :”Ini adalah
masalah mimpiku, apakah ada seorang pemuda yang
Bekerja dikandang kuda? Karena laki-laki itu sudah
Menyelamatkanku dan dia pasti bisa
menyelamatkanku dari
Minakjinggo.”
Patih
Logender :”Celaka
. . . aku harus bisa menemukan pemuda
itu sebelum Gusti
Ratu .” ( dalam hati) “ Damarwulan dimana
kau?” (dikandang kuda)
Layang
Kumitir :”Ada apa
room mencari Damarwulan? Dia sudah kami masukan
Kedalam penjara.”
Patih
Logender :”Apa???
Dipenjara?” (Pergi)
Layang
Seto & Kumitir :”Romo..
Romo… Romo ….”
Ratu Kencana Wungu kekandang kuda
dan mencari-cari damarwulan
Damarwulan :”Aku harus bisa
meluipakan Anjasmara, harus bisa.”
Patih
Logender :”Cepat
buka!”
Layang
Seto :”Kenapa
dia dilepaskan romo?”
Layang
Kumitir :”Iya room,
Damarwulan ini …….”
Patih
Logender :”Damarwulan
cepat keluar!”
Damarwulan :”Ada apa kanda
Patih?”
Patih
Logender :”Cepat
kamu ikut aku sekarang!”
Dewi
Anjasmara :”Romo…
Romo mau dibawa kemana dia?”
Patih
Logender :”Sudahlah
Anjasmara kamu jangan ikut campur .. ayo Damarwulan”
Damarwulan :”Baiklah kanda”
Dewi
Anjasmara :”Aku
harus mengikuti mereka, aku takut room menyakiti
Damarwulan.”
Damarwulan :”Maaf kanda Patih
sebenarnya kita mau kemana malam-malam
Begini?”
Patih
Logender :”Kamu
itu bawahanku. Kamu tidak punya hak untuk bertanya
Kepadaku, ikuti saja aku. Kamu jangan banyak
bertanya!”
Ditengah perjalanan Gusti Ratu
Kencana Wungu melihat Patih Logender dan Damarwulan keluar dari istana
Ratu
Kencana Wungu :”Itu dia
pemuda itu, tapi mau kemana paman Patih dan pemuda
Itu keluar dari istana malam-malam begini,
aku harus mengikuti
Mereka!”
BABAK 5 ( Dihutan )
Damarwulan :”Maaf kanda Patih,
untuk apa kita datang ketempat ini?” (Patih
Logender menendang Damarwulan) “Maaf kanda
Patih kenapa
Kanda Patih memukul saya? Apa salah saya?” (
Perang dimulai)
Tidak cukup, hentikan tolong hentikan saya
tidak ingin melawan
Kanjeng dan saya tidak ingin menyakiti
kanjeng.”
Patih
Logender :”Sombong
sekali kau Damarwulan, terimalah ini.” (Perang dimulai
Kembali).
Patih
Logender :”Ternyata
benar ilmu Damarwulan tinggi sekali.”
Seketika Damarwulan meloloskan diri
datanglah Ratu Kencana Wungu dan Anjasmara menghampiri
Ratu
Kencana Wungu :”Paman Patih,
apa yang paman lakukan di tempat ini dan dimana
Pemuda yang bersama paman ?”
Patih
Logender :”Tidak
Gusti Ratu, hamba kesini hanya seorang diri, lalu Gusti
Ratu sendiri ada keperluan apa datang
ketempat ini? Anjasmara.”
Anjasmara :”Romo, dimana
Damarwulan berada?”
Patih
Logender :”Apa
yang kau bicarakan Anjasmara, room tidak mengerti sudahlah
Ayo kita kembali ke istana.”
Ratu
Kencana wungu :”Tapi paman
Patih?”
Patih
Logender :”Ayo
Gusti Ratu, kita tinggalkan tempat ini, tempat ini sangat
Berbahaya!”
Malam harinya Ratu Kencana Wungu
berpikir da nada perasaan curiga kepada Patih Logender
Ratu
Kencana Wungu :
(Mondar-mandir) “Apa yang paman Patih Lakukan ditempat tadi
Dan kenapa dia tidak jujur soal pemuda tadi,
ini sangat
Mencurigakan.”
Pagi harinya
Minak
Jinggo :”Hai
Gusti Ratu …. Aku datang kemari untuk meminangmu, apakah
Kau bersedia menjadi permaisuriku?” (Dengan
suara menggelegar)
Ratu
Kencana Wungu :”Bagaimana
ini paman Patih? Apa yang harus saya lakukan?
Menerima atau menolak lamaran dari adi pati
Blambangan?
Patih
Logender :”Maaf
Gusti Ratu, menurut hamba sebaiknya lamaran adipati
Blambangan ditolak saja, ada 2 alasan dari
hamba, pertama karena
Sebelum melakukan lamaran Blambangan telah
menjarah wilayah
Majapahit di bang wetan, kedua tindakan
adipati Blambangan jelas
Merupakan pemberontakan menentang
pemerintahan.”
Ratu
Kencana Wungu :”Baiklah
paman memang seharusnnya aku tidak menerima lamaran
Minak Jinggo.” (Ratu pun keluar menemui Minak
Jinggo) maaf
Adipati Minak Jinggo, sayangnya aku tidak
bisa menerima
Lamaranmu.”
Minak
Jinggo : (Dengan
nada marah dan kesal) “Apa …. Kau berani menolak
Lamaranku Ratu? Ini sebuah penghinaan buatku
aku tidak terima
Dengan penolakan ini!”
Ratu
Kencana Wungu :”Maaf Adipati
bukan maksudku menolakmu, tapi memang aku tidak
Bisa menerima lamaran ini!”
Minak
Jinggo :”
Alaaaahhh kau banyak alasan Ratu, akan aku perintahkan para
Rakyat Blambangan untuk menyerang Majapahit
tunggu saja
Pembalasanku! Ha.. Ha.. Ha..” ( Pergi )
Ratu
Kencana Wungu :”Bagaimana
ini paman Patih? apa yang harus saya lakukan?”
( Masuk kedalam istana)
Patih
Logender :”Begini
Gusti Ratu, bagaimana kalau Gusti Ratu mengadakan
Sayembara, barang siapa yang bisa membunuh
Minak Jinggo
Jika dia laki-laki akan Ratu jadikan suami
dan jika dia perempuan
Akan Ratu jadikan saudara.”
Ratu
kencana Wungu : (Terdiam
Sejenak ) “Paman Patih setelah saya piker-pikir saya
Menerima gagasan dari paman Patih. Sekarang
tolong paman
` kumpulkan semua rakyat Majapahit, saya akan
mengumumkan
Sayembara tersebut!”
Ratu
Kencana Wungu : ( Keluar )
“Saya Ratu majapahit mengadakan sayembara, barang
Siapa yang bisa mengalahkan Adipati
Blambangan jika dia laki-
Laki akan ku angkat sebagai Raja sekaligus
menjadi pedamping
Hidupku, tetapi jika dia perempuan akan
kujadikan saudara.”
Damarwulan :”Ampun Gusti Ratu,
ijinkan hamba bertarung dengan Minak
Jinggo. Hamba yakin pasti bisa
mengalahkannya.!
Patih
Logender :”Damarwulan.”
( Dalam hati )
Ratu
Kencana Wungu :”Apakah kau
pemuda yang sering menolongku kisana?”
Damarwulan :”Iya Gusti Ratu,
hamba orang yang Ratu cari selama ini.”
Ratu
Kencana Wungu :”Baiklah
kalau begitu, pergilah Damarwulan dan bawa Minak
Jinggo kehadapanku hidup atau mati.”
Damarwulan :”Hamba pamit Gusti
Ratu.”
Ratu
Kencana wungu :”Pergilah,
restuku menyertaimu…”
Dikejauhan tepatnya kerajaan
Adipati Minak Jinggo
Minak
Jinggo :”Dayun”
Dayun :”Ada apa
Lurahe?”
Minak
Jinggo :”hahaha
saya senang, saya senang Dayun, Senopati Majapahit
Satu demi satu sudah mati.”
Dayun :”Bener
lurahe, prajurit Majapahit semua lari tungang langgang”
Minak
Jinggo :”haahaha..
sebentar lagi Majapahit menjadi kesukaanku, apa
Artinya Dayun?”
Dayun :”Artinya lurahe
bakal menjadi penguasa tak terkalahkan”
Minak
Jinggo :”hahaha…
pintar kamu Dayun”
Dayun :”Siapa
dulu lurahe? Dayun…..”
Minak
Jinggo :”Ya
sudah, sekarmng waktunya istirahat dan bersenang-senang”
Tiba-tiba ada orang melemparkan
panah berisi surat kedalam tempat pertemuan Minak Jinggo lalu Minak Jinggo
segera membaca dengan tidak sabar
Minak
Jinggo :
(Membaca surat ) “hai minak jinggo kurang ajar, saya penduduk
Majapahit. Kalo kamu benar-benar jantan, ayo
keluar!!! Hadapi aku
Satu lawan satu. Kalo berani aku tunggu
diperempatan pasar sapi.
Kalo takut menyerahlah kamu, saya ikat dan
saya serahkan pada
Kanjeng Ratu Kencana Wungu di Majapahit.” (
Berhenti sebentar
Menunjukan kemarahan) “Kurang ajar….
Beraninya orang
Majapahit datang ke Blambangan. Jangan
mengira Minak jinggo
Takut pada orang Majapahit. Dayun…!”
Dayun :”Siap
lurahe?”
Minak
Jinggo :”Siapkan
senjataku, biar saya hadapi sendiri orang Majapahit yang
Sok gaya ini.”
Dayun :”Siap
Lurahe!”
Minak Jinggo dan Dayun keluar
menemui Damarwulan dengan membawa senjata Gada Wesi Kuning
Minak
Jinggo :”Hai,
kurang ajar apa kau orang Majapahit yang berani menantang
Minak Jinggo?”
Damarwulan :”Benar sekali, aku
Damarwulan orang Majapahit yang akan
Memotong lehermu dan membawa kepalamu ke
Majapahit!”
Minak
Jinggo : (Masuk
terbahak-bahak ) “Besar omonganmu Damarwulan, apa
Yang kamu handalkan untuk melawan aku? Apa
kamu tidak takut?
Sudah berapa Senopati Majapahit yang mati di
tanganku?”
Damarwulan :”Apa yang harus aku
takutkan darimu?”
Minak
Jinggo :”Ohhh
nekad kamu ya???”
Damarwulan :”Nggak usah banyak
omong terimalah senjataku!”
Mereka terlibat perkelahian satu
lawan satu dengan senjat, setelah beberpa lama akhirnya damarwulan kalah, ia
jatuh pingsan terkena pukulan Minak Jinggo. Karena dikira sudah tewas,
Damarwulan dibiarkan saja tergeletak diperempatan pasar sapi. Tiba-tiba
datanglah kakek menemui Damarwulan.
Kakek :”Cucuku
Damarwulan, bangunlah nak, aku mbah buyutmu, kalau
Kau ingin mengalahkan Minak Jinggo dekati
saja istri selirnya yang
Bernama Dewi wahita dan Dewi Puyengan.
Mintalah tolong
Mengambilkan senjata Minak Jinggo berupa Gada
Wesi Kuning .
Cuma itu yang bisa memngalahkan Minak
Jinggo.” ( setelah selesai
Berkata sang kakek segera lenyap )
Damarwulan : (Siuman, iya
segera bangun sambil mengingat-ingat mimpinya )
“Aku diberi pesan oleh si Mbah supaya menemui
Dewi wahita dan
Dewi Puyengan istri selirnya Minak jinggo.
Aku harus mencari cara
Agar bisa minta tolong kepada mereka berdua.”
(Ia segera pergi
Untuk melaksanakan pesan kakeknya)
BABAK 6 ( Istana Minak Jinggo)
Di istana Minak Jinggo, Dewi Wahita
bercakap-cakap dengan Dewi Puyengan
Dewi
Wahita :”Diajeng
Puyengan, kita ini menjadi istri kakangmas Minak Jinggo
Sudah cukup lama ini kita seperti tidak
dianggap istri”
Dewi
Puyengan :”Ya
seperti ini nasibnya jadi istri selir kakangmas”
Dewi
Wahita :”Kalau
ada orang yang mau menolong saya keluar dari sini, saya
Akan turuti apapun permintaannya”
Dewi
Puyengan :”Saya
juga setuju kakangmbok”
Tiba-tiba Damarwulan Masuk
Damarwulan : (Batuk kecil)
“uhukkk…….”
Dewi
Puyengan : (Kaget)
“Lo kakangmbok siap itu?”
Dewi
Wahita :”Diajeng
diam saja biar saya yang bertanya! Hey sodara kamu ini
Siapa? Berani-beraninya masuk istana putri
Blambangan tanpa
Permisi!”
Damarwulan :”Sabar Gusti Putri,
saya adalah Damarwulan, saya tadi dengar
Percakapan Gusti Putri, Siapa yang bisa
menolong Gusti Putri
Keluar dari sini akan menuruti apapun
permintaannya, dan saya
Bisa membantu Gusti!”
Dewi
Wahita :”Iya
terus apa permintaanmu?”
Damarwulan :”Saya minta tolong
Gusti Mengambilkan Gada Wesi Kuning yang
Dimiliki oleh Minak Jinggo”
Dewi
Wahita :”Mencuri
Maksudnya?”
Damarwulan :”Iya benar”
Dewi
Wahita :”Waduh…
Ian anti kalau kakang Minak Jinggo tau bagaimana?”
Damarwulan :”Nanti saya yang
akan menghadapinya”
Dewi
Wahita :”Ya
sudah kalau begitu, saudara tunggu saja saya ambilkan Gada
Wesi Kuning itu. Ayo diajeng Puyengan!”
Dewi
Puyengan :”Ayo
kakangmbok”
Dewi Wahita dan Dewi Puyengan pergi
mengambil Gada Wesi Kuning sementara Damarwulan menunggu sambil duduk dan
berbicara sendiri , tak lama kemudian Wahita dan Puyengan kembali sambil
membawa Gada Wesi Kuning
Dewi
Wahita :”Saudara
apa ini yang kau minta?”
Damarwulan :”Iya benar, itu
yang saya minta. Terima kasih. Gusti berdua tunggu
Saja disini saya pamit dulu.” (lalu pergi
diikuti oleh Wahita dan
Puyengan)
Damarwulan mencari Minak Jinggo dan
menantangnya untuk bertarung
Damarwulan :”Hai Minak Jinggo,
keluar kamu hadapi saya Damarwulan rakyat
Majapahit. Sekarang saya tidak akan mundur
menghadapi mu!”
Minak
Jinggo :”Oh…
kamu Damarwulan. Bukankah kamu tadi sudah saya bunuh?”
Damarwulan :”Ya seperti
yang kamu lihat, saya masih sehat”
Minak
Jinggo :”Terus
apa maksudmu?”
Damarwulan :”Sekarang kamu
menyerahlah! Saya akan membawamu ke
Majapahit”
Minak
Jinggo :”ha… ha…
ha… jangan mimpi kamu Damarwulan, punya nyawa
Berapa kamu berani menantang aku lagi?”
Damarwulan :”Tidak usah banyak
cingcong….. sekarang terimalah pusakaku ini
Ciiiiiaaatttt….”
Minak
Jinggo :”Keluarkan
semua kesaktianmu”
Damarwulan dan Minak Jinggo
terlibat pertarungan seru, akhirnya Minak Jinggo mati terkena senjata Gada Wesi
Kuning miliknya. Lalu damarwulan kembali ke Majapahit mengajak Dewi Wahita dan Dewi Puyengan serta kepala Minak jinggo.
BABAK 7 ( Dihutan )
Tengah perjalanan menuju Majapahit
Damarwulan dihadang oleh Layang Seto dan Layang Kumitir
Layang
Seto :”Hai
damarwulan! Serahkan kepala Minak Jinggo itu pada kami”
Damarwulan :”Tidak akan
kuserahkan kepala Minak jinggo ini kepada kalian”
Pertarungan tak terhelakan, Layang
seto dan Layang Kumitir mengeroyok Damarwulan dan berhasil merebut kepala Minak
Jinggo. Kepala itu kemudian mereka bawa ke Majaphit.
BABAK 8 ( Diistana Majapahit )
Pada saat mereka hendak
mempersembahkan kepala itu kepada sang Ratu tiba-tiba Damarwulan datang dan
segera menyampaikan kebenarannya
Damarwulan :”Ampun Gusti Ratu!
Hamba telah berhasil menjalankan tugas
Dengan baik, namun ditengah jalan tiba-tiba
Layang seto dan
Layang Kumitir menghadang hamba dan merebut
kepala itu dari
Tangan hamba”
Layang
Kumitir :”Ampun
Gusti, perkataan Damarwulan itu bohong
belaka.
Kamilah yang telah memenggal kepala Minak
Jinggo”
Ratu
Kencana Wungu :”Sudahlah
kalian tak usah bertengkar lagi! Sekarang aku ingin
Bukti yang jelas. Bertarunglah kalian siapa
yang berhasil menjadi
Pemenangnya pastilah ia yang telah
membinasahkan Minak Jinggo”
Damarwulan menang dan Layang Seto
serta layang Kumitir mengakui kesalahannya
Ratu
Kencana Wungu :”Ternyata
sudah terbukti kalau kaulah yang berhasil mengalahkan
Minak jinggo dengan demikian ku angkat kau
menjadi Raja
Majapahit sekaligus untuk mendampingiku
sesuai sayembara
Tersebut. Dan untuk kalian berdua aku tidak
menyangka kalian bisa
Berbuat seperti itu kepada Damarwulan. Dasar
memalukan!!!”
Layang
Seto & Kumitir :”Maafkan
hamba Gusti Ratu!”
Patih
Logender :”Tolong
maafkan kedua putra hamba Gusti Ratu, begitupun juga
Damarwulan aku meminta maaf atas apa yang aku
dan kedua
Putaku lakukan padamu”
Damarwulan :”Sudahlah kanda
Patih, kita lupakan saja masalah kita. Dan mari
Kita sejahterakan wilayah Majapahit”
Patih
Logender :”Aku
setuju Damarwulan”
Layang Seto dan Layang Kumitirpun
meminta maaf kepada Damarwulan
Ratu
Kencana Wungu :”Kau belum
menjawab pertanyaanku Damarwulan, apakah kau
Bersedia mendampingiku untuk memimpin
kerajaan Majapahit?”
Damarwulan :”Tapi bagaimana
dengan Anjasmara, Dewi wahita dan Dewi
Puyengan Gusti Ratu?”
Ratu
Kencana Wungu :”Tenang
Damarwulan, aku biarkan kau untuk tetap menikahi
Mereka dan menjadikan istri selirmu!”
Damarwulan :”Tapi Ratu. Apakah
Ratu tidak keberatan dengan keputusan ini?”
Ratu
Kencana Wungu :”Tidak sama
sekali Damarwulan, aku menghargai meeka karena
Telah banyak membantumu. Dan inilah caraku
untuk membaha-
giakan rakyatku”
Damarwulan :”Terima Kasih Gusti
Ratu,hati Ratu sangatlah mulia. Hamba akan
Selalu bersikap adil kepada Gusti Ratu”
Ratu
Kencana Wungu :”Baiklah
Damarwulan”
Dan akhirnya Damarwulan dan Ratu
Kencana Wungu serta 3 istri selirnya hidup berbahagia diistana dan kerajaan
serta rakyat Majapahit aman tentram.
EPILOG
Setiap usaha yang kita lakukan
tidak akan pernah sia-sia. Jika kita memiliki keinginan untuk mencapai
keberhasilan seperti yang dilakukan oleh Damarwulan. Selagi kita ingin berusaha
apapun yang kita inginkan pasti akan tercapai
THE END
0 Response to "Naskah Drama Damarwulan Lengkap"
Post a Comment