Naskah Drama Bawang Merah dan Bawang Putih
Bawang Merah dan Bawang Putih
Dahulu kala
terdapatlah sebuah keluarga kecil di suatu desa. Keluarga tersebut
beranggotakan ayah, ibu, dan seorang anak perempuan yang cantik jelita. Anak
yang cantik itu bernama Bawang Putih. Ayah dalam keluarga tersebut berprofesi
sebagai seorang saudagar. Keluarga mereka begitu harmonis dan bahagia.
Pada suatu ketika
ibu bawang putih sakit keras dan akhirnya meninggal dunia. Bawang putih dan
ayahnya begitu sedih dengan adanya kejadian tersebut.
Bawang Putih : ayahanda, mengapa hal ini terjadi kepada
kita? Ibu yang sangat aku cintai kini telah tiada.
Ayah:Sudahlah, jangan kau ratapi keprgian ibumu.
Bersabarlah nak. Ini adalah kehendak Tuhan.
Di desa dimana
ayah dan bawang putih tinggali, ada seorang janda beranak satu yang bernama
bawang merah. Ibu bawang merah kerapkali mengunjungi dan membawakan makanan ke
rumah bawang butih.
Ibu Bawang merah:Bawang putih, kau suka dengan makanan yang
aku bawakan ini?
Bawang Putih:Terima kasih bu, makanan ini enak sekali. Aku
sangat menyukainya.
Ibu bawang merah:ibu senang sekali kalau engkau menyukai
makanan ini. Besok akan ibu buatkan lagi makanan ini untukmu.
Bawang putih: terima kasih banyak bu, ibu baik sekali.
Karena begitu
seringnya ibu bawang merah berkunjung ke keluarga bawang putih, dan ayah bawang
putih pun merasa cocok dengan ibu bawang merah, ayah bawang putih bermaksud
untuk menikahi ibu bawang merah.
Ayah Bawang Putih : Anakku bawang putih, apa engkau akan
setuju jika ayah hendak menikahi ibu bawang merah?
Bawang Putih: Jika ayanhanda telah yakin dengan keputusan
ayah, ananda hanya akan mematuhinya saja. Lagi pula, ibu bawang merah sangat
baik kepadaku.
Ayah Bawang Putih:baiklah kalau engkau menyetujuinya, ayah
akan menyampaikan maksud ayah kepada ibu bawang merah.
Begitu
mendapatkan persetujuan dari anaknya, ayah bawang putih mendatangi ibu bawang
merah untuk melamarnya. Akhirnya mereka menikah dan ibu bawang merah beserta
anaknya tinggal satu atap dengan ayah bawang putih dan juga puterinya.
Di awal
pernikahan ayah bawang putih dan ibu bawang merah, semua terlihat baik-baik
saja. Sampai pada suatu ketika pada saat ayah bawang putih sedang tak ada di
rumah.
Ibu bawang merah:Hei bawang putih, kau jangan hanya
bermalas-malasan saja. Sana bersih-bersih dan beres-beres rumah!
Bawang Putih:Baiklah bu, akan saya laksanakan
bawang merah:Putih, kau juga harus mencucikan bajuku dan
membersihkan barang-barangku!
Bawang putih:Baiklah kak, akan aku kerjakan
Pada suatu ketika
ayah bawang putih mengalami sakit keras dan akhirnya meninggal. Saat ini bawang
putih menjadi yatim piatu. Semenjak hal tersebut terjadi , Ibu bawang merah dan
anaknya semakin bertindak keterlaluan terhadap anaknya.
Ibu bawang merah: hai bawangputih, kau setiap hari harus
bangun pagi-pagi. Siapkan makanan, beres-beres rumah dan lain-lain. mengerti
kau?
Bawang Putih : ananda mengerti, ibu. Akan ananda kerjakan.
Pada suatu ketika
Bawang Putih sedang mencuci pakaian di pinggir sungai. Tiba-tiba salah satu
pakaian milik ibunya terhanyut. Saat ia menyadarinya, Bawang Putih mencoba
untuk meraih kembali pakaina miliki ibu tirinya tersebut. Namun sayang, ia
tidak bisa membawanya kembali. Dengan sedih dan putus asa ia kembali kerumah
dan menceritakan kejadian tersebut kepada ibunya
Bawang Putih :Ibu Maafkanlah aku, aku tidak sengaja
menghanyutkan pakaian ibu.
Ibu bawang merah : Apa katamu dasar anak tak tahu diri!
Cepat cari baju itu, jangan pulang sebelum kau menemukannya.
Dengan hati yang
sedih, bawang putih terpaksa melakukan keinginan ibu tirinya. ia mencari di
pinggir-pinggir sungai. Lalu tiba-tiba Bawang Putih melihat ada seorang ibu tua
yang sepertinya hendak pergi ke pasar
Bawang Putih : maaf ibu, apakah saya boleh bertanya
sesuatu?
Bibi : Tentu nak, ada apa?
Bawang Putih : apa ibu melihat pakaian hanyut di sekitar
sungai ini?
Bibi :Oh, pakaian itu milikmu? Tadi aku melihatnya hanyut
beberapa saat lalu.
Bawang Putih :terima kasih, aku akan mencarinya lagi bu.
Saat pencarian
pakaian tersebut, tak terasa hari sudah mulai gelap, bawang putih harus menemukan
tempat untuk bermalam. Karena tidak akan sempat untuk pulang ke rumah.
Tiba-tiba ia melihat sebuah gubuk tua.
Bawang Putih : tok…tok.apa ada orang di dalam? Permisi.
Nenek : Siapa dirimu nak? Ada apa malam-malam begini?
Bawang Putih : nama saya Bawang Putih, nek. saya mencari
baju miliki ibu saya yang hanyut di sungai dan saat ini saya butuh tempat untuk
bermalam. Bolehkah saya bermalam di sini nek ?
Nenek : Oh, baju itu milikmu? Aku telah menyimpannya. Akan
aku kembalikan padamu dengan satu syarat. Kau harus menemaniku disini selama
beberapa hari.
Bawang Putih : baiklah nek, aku setuju asalkan nenek mau
memberikan pakaian itu padaku.
Beberapa hari
berikutnya.
Nenek : Nak, kau telah menepati janjimu. Dan aku akan
menepati janjiku. Ini ku kembalikan pakaian milik ibu tirimu. Oh ya, aku punya
hadiah untukmu, bawalah labu kuning ini untukmu!
Bawang putih:Terima Kasih nek.
Bawang putih pun pulang ke rumah dan begitu sampai di
rumah, Bawang Putih menyerahkan baju merah itu kepada ibu tirinya.
Bawang Putih : Ibunda,ini sudah kutemukan bajunya
Ibu : Bawakan kemari, dan pergilah!
Bawang Putih : Baik, bu. Aku beres-beres dulu.
Ketika bawang
putih pergi ke dapur untuk mengupas labu kuning pemberian dari nenek tadi,
begitu terkejutnya Bawang Putih ketika mengetahui dalam labu tersebut terdapat
emas permata yang begitu banyak.
Bawang Putih : emas….ini emas,Ibu aku menemukan emas
setelah membelah buah labu ini.
Mengetahui hal
tersebut, Ibu bawang merah dan bawang merah langsung merebut emas yang ada pada
bawang putih.
Bawang Merah:Hai bawang putih, dari mana kau mendapatkan
emas ini?
Bawang Putih : aku memperoleh emas permata ini dari dalam
buah labu yang diberikan oleh seorang nenek di tengah hutan ketika aku mencari
pakaian ibu.
Begitu mendengar
cerita dari Bawang Putih, Bawang merah bermaksud untuk mencari nenek tersebut.
Keesokan paginya
Bawang Merah menghanyutkan pakaiannya dengan sengaja ke sungai, setelah itu ia
melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh bawang putih.
Bawang Merah:Permisi nenek tua, apa nenek melihat bajuku
yang beberapa saat yang lalu hanyut di sungai?
Nenek :Oh, aku menemukan baju mu beberapa saat yang lalu
dan sedang ku simpan. Aku akan memberikannya untukmu. Tapi dengan syarat bahwa
kamu harus tinggal denganku beberapa waktu.
Bawang Merah: Baiklah nek, aku akan menuruti kata-katamu.
Beberapa hari
sudah Bawang Merah tinggal bersama nenek tersebut. Selama ia bersama nenek, hal
yang ia kerjakan hanyalah bermalas-malasan saja dan tidak ada hal baik yang ia
lakukan. Ketika tiba saat Bwang Merah hendak pulang…
Bawang Merah:Nek, aku telah menginap di sini bersamamu
selama beberapa hari. Mana imbalan buatku? Nenek : Baiklah, ambillah buah labu
ini untukmu.
Bawang Merah : ( begitu mengambil labu yang besar, Bawang
Merah langsung pergi)
Begitu sampai di
rumah, Bawang Merah segera memanggil ibunya dan dengan senang hati menunjukkan
buah labu tersebut. Ibu bawang merah dan bawang merah merasa takut jika Bawang
Putih melihat, ia akan meminta bagian. Maka Ibu bawang merah menyuruh Bawang Putih
untuk mencuci baju di sungai.
Ibu : Hei Bawang Putih, cepet cuci bajuku dan anakku.
Bawang Putih : Iya, bu.
Begitu Bawang
Putih sudah tak berada di rumah, Ibu bawang merah dan putrinya membuka labu
tersebut, namun ternyata yang keluar dari buah tersebut bukanlah emas dan
permata melainkan seekor binatang ular yang besar dan amat berbisa. Ular
tersebut langsung menyerang Ibu bawang merah dan Bawang Merah hingga akhirnya
mereka meninggal dunia.
0 Response to "Naskah Drama Bawang Merah dan Bawang Putih"
Post a Comment